Apa itu Shearline? Prediksi BMKG Tentang Cuaca Ekstrem

Iklim ekstrim kerap dihubung-hubungkan dengan sejumlah peristiwa meteorologis yang mengubah aliran udara serta proses terbentuknya awan hujan. Di antaranya, fenomena seperti shearline alias pergantian arah angin mampu menciptakan situasi iklim luar biasa ini.

Belum lama ini, BMKG Yogyakarta telah memberi peringatan kepada penduduk setempat agar waspada terhadap kemungkinan adanya ancaman tersebut. cuaca ekstrem karena fenomena tersebut, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya.

Kemungkinan fenomena shearline akan mengakibatkan curah hujan sedang sampai tinggi serta diikuti oleh petir atau kilat dan angin kuat dari tanggal 9 hingga 11 Maret 2025. Situasi serupa juga menambah potensi terjadinya bencana meteorologi-hidrologi seperti halnya sebelumnya. banjir , longsoran tanah, angin kencur yang berputar-putar, serta pohon roboh.

Prakiraan Iklim Ektrem Menurut BMKG

BMKG Yogyakarta menyatakan bahwa dalam beberapa hari mendatang, area DIY bakal menerima kenaikan intensitas curah hujan disebabkan oleh shearline yang tengah terjadi.

Keadaan semakin memburuk dengan kehadiran Bibit Siklonik 90B di Samudera Hindia dan adanya pola siklonik di lautan barat daya Sumatera, keduanya berkontribusi pada peningkatan kemungkinan pembentukan awan hujan.

Berdasarkan ramalan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejumlah daerah diprediksi akan mendapatkan curah hujan sedang sampai lebat dalam beberapa hari yang akan datang. Pada tanggal 9 Maret 2025, hujan diperkirakan bakal melanda Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, bagian utara Bantul, Kabupaten Kulon Progo, serta area utara dan tengah Kabupaten Gunung Kidul.

Selanjutnya, tanggal 10 Maret 2025, area dengan potensi curah hujan ekstrem meliputi Yogyakarta kota, daerah Sleman, sebagian utara Bantul, bagian utara Kulon Progo, dan juga wilayah utara sampai tengah Gunungkidul.

Pada tanggal 11 Maret 2025, diprediksi akan terjadi hujan deras di wilayah Yogyakarta kota, Sleman, sebagian utara dan tengah Bantul, Kulon Progo, serta Gunungkidul.

Di samping itu, BMKG mengamati bahwa tingkat kelembapan udara antara ketinggian 1,5 sampai 5 kilometer (tingkatan 850-500 mb) berada dalam rentang 60 hingga 90 persen. Hal ini semakin memperbesar kemungkinan terjadi hujan deras.

Untuk mencegah potensi bahaya, Pemda DIY telah memperpanjang peringatan waspada dini untuk fenomena cuaca ekstrem sampai tanggal 8 April 2025. Kawasan-kawasan rentan tertentu, termasuk wilayah-wilayah sekitar sungai dengan sumber dari Gunung Merapi seperti Sungai Gendol, Sungai Krasak, Sungai Kuning, Sungai Opak, Sungai Code, serta Sungai Gajah Wong, diprioritaskan dalam upaya pencegahan dampak bencana.

Pengertian Fenomena Shearline

Fenomena shearline mengacu pada pergantian arah angin saat dua kelompok udara dengan laju serta orientasi tidak sama bersinggungan di satu wilayah tertentu. Hal tersebut menciptakan variasi tekanan atmosfer yang kuat, mendorong pembentukan awan lebat yang memiliki potensi untuk mendatangkan iklim ekstrim.

Menurut penelitian "Keterkaitan Antara Jalannya Aliran Angin (Streamline) dan Penyebaran Curah Hujan di Kalimantan Barat" pada tahun 2020, shearline atau perubahan arah angin adalah area tempat terjadinya pergantian arah angin setidaknya sebesar 90 derajat. Fenomena ini sering dikaitkan dengan titik pengumpulan gas udara yang mengakibatkan pembentukan awan-awan sebagai pencetus iklim ekstrem.

Shearline umumnya muncul karena variasi temperatur dan tekanan udara pada tingkatan atmosfer yang berbeda-beda. Di DIY sekarang, shearline disebabkan oleh kegiatan musim hujan serta pola siklonik di Laut India. Hal itu kemudian mempengaruhi arah angin dan menambah intensitas curah hujannya di area tersebut.

Di samping itu, shearline kerap dihubungkan dengan sejumlah efek iklim ekstrem seperti cuaca tidak menyenangkan. Sebut saja hujan deras sebagai hasil dari tabrakan antar lapisan atmosfer tak sama. Kemudian hal ini menciptakan awan bertipe konveksi serta memicu intensitas penghujan yang signifikan dalam periode sempit.

Fluktuasi tekanan atmosfer yang ekstrem bisa menghasilkan angin kuat yang membahayakan, lebih-lebih lagi di daerah terbuka. Selain itu, awan hujan yang timbul akibat kejadian tersebut biasanya menyimpan beban listrik yang besar sehingga menambah kemungkinan munculnya petir serta kilat.

Hujan lebat yang terjadi dalam jangka pendek diyakini bisa menghasilkan penumpukan air berlebih. Ini tentunya memiliki potensi untuk memicu bencana banjir serta longsoran tanah khususnya di area dataran rendah. kemiringan tinggi .

Berhadapan dengan kemungkinan iklim yang ekstrim karena adanya shearline, warga DI Yogyakarta serta area sekitarnya diminta untuk selalu berhati-hati dengan cara terus-menerus mengecek perkiraan cuaca dari BMKG dan BPBD. Tambahan pula, disarankan agar menjauhi kegiatan di luar gedung ketika hujannya lebat, khususnya di tempat-tempat rentan bencana alam.

Jangan lupa tinggalkan pesan yach .....

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post