Bagaimana Aroma Mumi Mesir Kuno? Wangi Unik yang Campuran Pedas dan Manis dengan Hint Kayu

Ketika mengunjungi museum, kita mungkin mempelajari seputar latar belakang dari artefak bersejarah yang ditampilkan, misalnya mumi Mesir purba yang saat ini tersimpan dalam banyak museum. Akan tetapi, tak seluruh fakta penting dapat ditemukan, contohnya proses pembuatan mumi ataupun aroma yang melekat pada mumi tersebut.

Belum lama ini, seorang dosen dari University College London bernama Cecilia Bembinegre ditugaskan oleh Universitas Ljubljana, bekerjasama dengan Universitas Krakow serta Museum Mesir di Kairo, guna membantunya dalam penelitian tentang tubuh mumi tersebut.

Peneliti dari Universitas Ljubljana tengah mengkaji mayat mumifikasi yang ada di Museum Nasional Slovenia, serta mereka telah memperluas risetnya untuk mencakup pemeriksaan terhadap mayat mumifikasi di Kairo. Projek ilmiah ini dikendalikan oleh Profesor Matija Strlic bersama Peneliti Doktoral Emma Paolin.

Dalam panduan untuk mempelajari mumi, para peneliti perlu mengaplikasikan metode yang tidak merusak mayat. Salah satunya adalah dengan mengeksplorasi informasi yang bisa diperoleh lewat indra bau.

Peneliti mengamati sembilan mayat mumifikasi di Museum Mesir; empat tampil secara publik, sementara lima lainnya dirahasiakan di gudang simpan khusus. Mayat-mayat ini mencakup rentang zaman yang luas, termasuk salah satunya yang paling tua memiliki usia sekitar 3.500 tahun. Selain itu, metode pengawetannya pun bervariasi serta mereka tersimpan dalam kotak atau wadah yang berbeda.

Bembibre kemudian mendirikan tim yang terdiri dari 8 anggota berpengalaman dalam penciuman. Sebagian diantaranya merupakan pakar yang telah bekerjasama dengan Bembibre pada proyek-proyek sebelumnya.

Penelitian

Mereka melaksanakan pemeriksaan kimia guna menegaskan keamanannya bagi pengendusan pada mumi. Hal ini dikarenakan puluhan tahun silam jenazah-jenazah itu diolesi dengan pestisida buatan supaya terawetkan; di antara mereka ada yang memiliki kadar pestisida cukup tinggi dan bisa saja sifatnya karsinogen atau merugikan.

Terdapat sembilan mumi yang masih ada. Para peneliti kemudian membuka bagian dari sarkofagus itu untuk menyisipkan tabung kecil dengan tujuan mengambil sampel udara di dalamnya. Udara yang dikumpulkan melalui volume tertentu ini disimpan dalam kantong spesial agar suatu saat dapat diperiksa oleh pakar.

Sebagian besar gas yang disimpan di dalam tabung metal mengandung polimer yang menjerat molekul organik volatif, memungkinkan zat-zat itu ditelaah lebih lanjut di lab Universitas Ljubljana. Gas-gas ini menjalani serangkaian tes kimia guna mendeteksi komponen-komponennya serta diproses dengan metode kromatografi agar bisa diperinci hingga ke elemen penyusunnya. Hal ini membantu para ilmuwan mencatat dan menyampaikan aroma dari setiap mummi tersebut.

"Pekerjaannya berat, kita sering bergantian duduk di sisi mesin tertentu yang memiliki saluran pembuang disebut lubang penciuman," jelas Bembibre demikian. The Conversation .

Anda akan membutuhkan sekitar 15 sampai 20 menit untuk mencium aroma-aroma tersebut secara berurutan, kemudian Anda perlu menjelaskannya dengan cepat serta memberi penilaian terhadap kekuatan baunya. Terkadang dapat ada satu wewangi setiap detik yang membuat proses ini menjadi cukup lelah sehingga tim kami melakukan pergantian giliran." - Cecilia Bembibre, pengajar di University College London -

Hasil studi

Di dalam film-film fiksinya, mayat mumia sering digambarkan memiliki bau yang sangat membusuk. Akan tetapi, penelitian terbaru ini mengungkapkan bahwa aroma dari mumia ternyata tak serumit yang dibayangkan dan malahan bisa dibilang cukup ringan di telinga.

Berdasarkan para peneliti, aroma dari mumi serupa dengan baunya kayu, bunga, rasa manis, rempah-rempah, sesuatu yang membusuk, serta zaitun. Berbekal penciuman ini, mereka pun sukses mendeteksi komponen-komponen lama yang dipergunakan dalam proses pengawetan jasad, di antaranya adalah minyak pohon cemara, guggul, myrrh, dan kayu manis.

Mereka berhasil mendeteksi adanya lemak hewan yang telah rusak dan digunakan dalam teknik pembuatan mumi. Tak hanya itu, mereka juga menemukan pestisida buatan manusia beserta dengan minyak tanaman berbahan penghalau serangga yang cocok untuk mempertahankan jasad. Bau pada mumi-mumi yang dipamerkan ternyata lebih pekat dibandingkan dengan tubuh-tubuh yang dirawat di gudang pemeliharaan tertentu. Menariknya, salah satu mumi malah memiliki wangi seperti teh hitam, hal ini diyakin karena keberadaan senyawa kimia bernama caryophyllene.

Setelah mempelajari aroma jenazah yang digunakan dalam proses pembuatan mumi, para ilmuwan berniat untuk mensimulasikan baunya pada tubuh manusia setelah dikonservasi. Tujuannya adalah agar pengunjung museum Mesir bisa merasakannya sendiri dan mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang betapa tewarnya bau tersebut ketika dimuat ke dalam makam.

Para peneliti mengatakan bahwa publik kemungkinan besar dapat mencium aroma mummi hanya pada tahun 2026. Selain itu, mereka merancangkan untuk melakukan studi lebih lanjut terhadap momi yang tersimpan dalam museum-museum tua di seluruh dunia. Apakah Anda tertarik untuk mencicipi aromanya dari momi Mesir purba tersebut?

Jangan lupa tinggalkan pesan yach .....

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم