Pengikut agama Islam bisa memanfaatkan 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan untuk merenungkan serta menyebarkan pemikiran tentang Lailatul Qadr. Berapa beberapa ilustrasi doa atau refleksi pada malam Lailatul Qadr itu sendiri?
Meditasi malam Lailatul Qadar bisa menjadi panduan untuk menumpukan perhatian kepada Allah Swt., khususnya selama hari-hari terakhir bulan Ramadhan. Istilah 'Lailatul Qadr' berasal dari dua kata; yaitu 'Layl', yang berarti 'malam', serta 'Al-Qadir', yang memiliki makna beragam.
Pertama, al-qadar bermakna penentuan serta pemberian keteraturan. Maknanya Lailalatul Qada R menjadi waktu malam yang ditetapkan Allah Swt. untuk perjalanan kehidupan manusia.
Kedua, Al-Qadr juga bermakna kemuliaan. Interpretasi ini didasarkan karena Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar dan menjadi awal perjalanan menuju semua keagungan yang dapat dicapai oleh manusia.
Ketiga, Al-Qadar memiliki arti terbatas. Ini menunjukkan bahwa para malaikat dengan cepat turun ke bumi berdasarkan perintah Allah SWT guna mengantarkan wahyu-Nya.
Para ulama menggarisbawahi pentingnya keyakinan Muslim terhadap Lailatul Qadar, bahkan jika mereka belum memastikan waktu yang tepat untuk malam tersebut. Salah satu alasan keberadaan kerahasiaan tentang kapan persisnya malam Lailatul Qadr adalah agar umat Islam dapat meningkatkan dedikasinya dalam ibadah. amalan ibadah kepada Allah Swt.
Apakah Makna Zikir di Dalam Agama Islam?

Mengetahui makna 'renungan' pastilah tidak lepas dari pengertian renungan dalam agama Islam. Seperti yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), renungan bermakna 'berdiam diri sambil memikirkan sesuatu; termasuk dalam kategori menunduk dan terpaku'.
Definisi yang sama juga dijelaskan pada situs web PWM Jawa Tengah. Dalam agama Islam, konsep refleksi umumnya dikenal sebagai 'muhasabah'.
Melansir laman PWM Jateng, muhasabah atau introspeksi diri merupakan salah satu amalan penting dalam Islam. Rasulullah saw. bersabda:
“Orang yang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian,” (HR. Tirmidzi).
Muhasabah dapat dilaksanakan kapan pun dan di mana pun. Namun, ada juga waktu-waktu yang bisa difokuskan untuk melaksanakan renungan atau muhasabah, seperti pada momen malam-malam terakhir Ramadhan atau kerap dikenal dengan renungan malam Lailatul Qadar .
Pemahaman terhadap muhasabah menjadi kunci untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan diri. Jadi seorang muslim bisa memperbaiki hal-hal yang menjadi kelemahan dan kekurangannya selama melaksanakan perintah Allah Swt.
Selain itu, renungan Lailatul Qadar juga bisa diisi dengan pertanyaan pada diri sendiri: “Apakah sudah optimal dalam menghindari setiap larangan Allah Swt.?" Jadi renungan malam Lailatul Qadar tak hanya berfokus pada bagaimana kemaksimalan dalam melaksanakan perintah Allah Swt., tetapi juga bagaimana kemaksimalan dalam menjauhi larangan Allah Swt.
Peluang dari malam Lailatul Qadar dapat dioptimalkan dengan meningkatkan keterdekatan kepada Allah SWT serta merenung tentang makna Lailatul Qadar. Sediakan waktu untuk melakukan perenungan Islam yang mendalam atau berfikir mengenai arti malam ini. Lailatul Qadar .
Tindakan renungan atau introspeksi pun sering dilakukan oleh berbagai ulama. Contohnya adalah Imam Al Ghazali.
Dia menyebutkan bahwa melaksanakan muhasabah mampu mencegah manusia untuk bersikap lengah. Tambahan pula, muhasabah berpotensi mendekati manusia kepada kesejahteraan di kehidupan duniawi maupun akherat.
Artinya, setiap Muslim diupayakan agar dapat semakin mendekati Allah Swt., sehingga kelak mereka mampu memberikan manfaat kepada sesama. Dengan dua sasaran utama ini, individu tersebut akan terbantu dalam mencapai hubungan baik dengan Tuhan maupun dengan manusia sekitar.
Koleksi Berbagai Doa Malam Lailatul Qadar

Kumpulan contoh renungan malam Lailatul Qadar bisa dijadikan referensi untuk mengisi malam-malam terakhir Ramadhan. Renungan malam Islami ini bisa menjadi titik awal setiap muslim untuk lebih dekat dengan Allah Swt. dan menjauhi larangan Allah Swt.
Jangan biarkan malam-malam terakhir di bulan Ramadhan hanya dipusatkan pada aktivitas-aktivitas dunia saja. Sebenarnya, penghujung Ramadhan telah tinggal menanti.
Apalagi malam-malam akhir Ramadhan terdapat banyak sekali hikmah dan keutamaan yang dapat diisi dengan banyak amalan , seperti berdoa , berzikir, membaca Al-Qur'an , hingga beriktikaf . Sungguh sangat disayangkan apabila malam-malam terakhir Ramadhan hanya berlalu begitu saja, tanpa ada upaya untuk memaksimalkan diri menggapai pribadi yang bertakwa.
Lantas, apa saja renungan malam Islami pada malam Lailatul Qadar? Simak satu per satu renungan malam Lailatul Qadar.
1. Lailatul Qadar adalah hadiah istimewa dari Allah, apakah kita sudah mempersiapkan diri untuk menerimanya?
2. Apakah hati kita sudah bersih untuk menyambut rahmat Allah di malam yang penuh ampunan ini?
3. Dunia cuma seperti ranjang siang bagi sang pendaki. Ia mengejar tujuannya kemudian beranjak pergi (Al Ghazali).
4. Hasil dari iman adalah cinta terhadap negeri yang abadi (akhirat) (Ali bin Abi Thalib).
5. Duka terberat di akhirat ialah ketekalan selamanya di sana (Al Ghazali).
6. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berpesan: " Surga sangatlah dekat dengan seorang hamba, lebih dekat dari tali sandal mereka (ketika ingin meningkatkan ibadah dan taat), begitu juga neraka (untuk orang yang melanggar syariatIslam)," (diriwayatkan oleh Bukhari).
7. Bila seseorang membayangkan hidup abadi, pasti dia akan lupa tentang kematian dan pemakaman (Al Ghazali).
8. Jangan menjadi orang yang mengharap akhirat tanpa amal dan menunda-nunda taubat karena angan-angan (Ali bin Abi Thalib).
9. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berpesan, "Orang-orang baik di dunia pasti juga termasuk orang-orang baik di akhirat. Dan mereka yang pertama kali memasuki surga hanyalah para pembuat kebaikan," (HR. At-Tabrani).
10. Rasulullah saw. bersabda, “Belum dianggap sempurna iman seseorang dari kamu sehingga mencintai saudara sesama muslim seperti pada dirinya sendiri,” (HR. Bukhari Muslim).
11. "Siapakah pun yang memberi nasihat kepada saudara mereka dengan suara rendah, sesungguhnya dia sedang menyampaikan nasehat demi kemasukaklian baik mereka; dan siapalah pun yang memberi nasihat ditempat umum, maka itu artinya dia sudah mengungkapkan rahasia mereka dan merusak nama baik mereka," (Imam Syafii).
12. Dunia diumpamakan sebagai surga bagi orang kafir. Kehidupan dunia yang singkat merupakan keinginannya, sedangkan kematian menjadi penderitaannya dan neraka jadinya (Ali bin Abi Thalib).
13. Malam ini lebih baik dari seribu bulan. Namun, apakah kita benar-benar menghargai nilainya?
14. Jika ini adalah Ramadhan terakhir kita, apakah ibadah kita sudah cukup maksimal?
15. Seberapa seringkah kita menyampaikan doa demi kesejahteraan dunia dan akherat?
16. Sudahkah kita berdoa meminta pengampunan untuk kesalahan yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja?
17. Lailatul Qadar merupakan saat istimewa. Apakah kita telah berusaha lebih dekat kepada Tuhan?
18. Rasulullah menyibukkan diri pada malam Lailatul Qadar dengan melaksanakan ibadah yang banyak. Bagaimana dengan keadaan kita?
19. Bulan Ramadhan sebentar lagi berakhir. Apakah kita telah banyak mengkaji Al-Quran dan memahami arti tiap-tiap versenya?
20. Sudahkah kami menunaikan zakat untuk membantu orang-orang yang memerlukan bantuan?
21. Sudahkah kita selalu mengamalkan doa untuk orang tua, guru, serta mereka yang telah memberikan kontribusi positif dalam kehidupan kita?
22. Malam ini merupakan peluang istimewa bagi kita untuk menyegarkan kembali ikatan dengan Allah Swt. Sudahkah kita mengambil manfaat dari kesempatan ini?
23. Apakah sudah banyak waktu kita isi untuk berzikir daripada bermain sosial media?
24. Apakah kita sudah mengirimkan doa terbaik kepada Allah Swt. pada malam yang suci ini?
25. Sudahkah kita mengampuni orang yang telah menyakitimu sebelum berdoa meminta pengampunan dari Allah Swt.?
26. Bagaimana jika malam ini benar-benar Lailatul Qadar, amalan apa yang sudah kita lakukan?
27. Berapa besarnya rasa terima kasih kita kepada Allah Swt. karena anugerah Islam dan iman-Nya?
28. Malam ini merupakan momen ideal bagi kita untuk bertobat. Tidak ada alasan apapun yang bisa digunakan sebagai keterangan penangguhan.
29. Kebahagian di Surga sangat memukau. Kemudian, bukankah kita telah berusaha untuk mencapai tempat itu?
30. Sudahkah ibadah yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan niat kita sudah tepat?
31. Pada malam ini, Allah Swt. sangat dekat dengan hamba-Nya; apakah kita telah mendekati Dia?
32. Sudahkah kita melaksanakan ibadah dengan tulus tanpa menantikan pujian orang lain?
33. Bila para malaikat datang malam ini dengan membawa rahmat, adakah kita salah satu dari mereka yang mengalaminya?
34. Sudahkah kita semua ini menjauhi ghibah, fitnah, serta ucapan-ucapan yang tidak berguna?
35. Mari kita renungi kesalahan-kesalahan yang mungkin menurut pandangan kita sepele dan sering kita abaikan.
36. Apakah kita telah berupaya secara sungguh-sungguh untuk menemukan Lailatul Qadr jika menginginkannya?
37. Allah Swt. sangat penyayang dan pengasih, apakah kita telah berdoa meminta ampunan dari-Nya dengan sungguh-sunggumu?
38. Apakah rasa cinta kita kepada Allah Swt. lebih dalam dibandingkan cinta kita kepada dunia?
39. Seberapa seringkah kita menggunakan waktu untuk shalat dan ibadah dibandingkan dengan kegiatan duniawi?
40. Jika Allah Swt. memberi kesempatan untuk menghapus satu dosa, maka dosa mana yang ingin kita hapus?
41. Sudahkah kita berusaha memperbaiki akhlak dan menjadi pribadi yang lebih baik?
42. Seberapa besar rasa takut kita akan hari pembalasan dan hisab di akhirat?
43. Sudahkah kita memikirkan arti dari Surat Al-Qadr dan menerapkannya dalam keseharian?
44. Sudahkah kita menyediakan cukup waktu untuk beribadah dan bercerita pada Tuhan Yang Maha Esa?
45. Apakah kita sudah meminta agar Allah Swt. memudahkan kita dalam urusan dunia dan akhirat?
46. Seberapa besar keyakinan kita bahwa Allah Swt. akan mengabulkan doa-doa kita malam ini?
47. Apabila Allah Swt. mengundang kita besok, adakah kita sudah siap untuk berjumpa dengannya?
48. Malam Lailatul Qadar kaya akan berkat, bukankah kita harus berupaya mendapatkannya dengan segenap jiwa?
49. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berpesan: "Berkatalah banyak tentang kematian karena hal tersebut dapat membersihkan dosa-dosa dan mendorong terjadinya ketakwaan di dunia," (diriwayatkan oleh Ibn Abi Duniya).
50. Cinta terhadap dunia dapat menghancurkan pikiran, menutup pendengaran kita untuk memahami kebijaksanaan, serta berujung pada siksaan yang sangat menyakitkan (Ali bin Abi Thalib).
Malam-malam terakhir di bulan Ramadhan lebih baik difungsikan untuk mempererat hubungan dengan Allah Swt. berdoa , bersyukur, melakukan introspeksi diri atau meditasi, sampai iktikaf. Mari kita jadikan diri sebagai seorang Muslim yang berupaya menyambut keutamaan dan berkah dari malam Lailatul Qadr. Salah satu caranya adalah melalui refleksi tentang makna Lailatul Qadr.