NASA Menemukan Indikasi Kehidupan di Mars: Apa yang Mereka Temukan?

CDRNEWS - Petualang dari NASA mengidentifikasi bebatuan yang mungkin merupakan indikasi adanya kehidupan pada Planet Merah.

Awal pekan kemarin, para ahli dari misi NASA mengungkapkan kepada khalayak umum detail penemuan potensial tentang adanya kehidupan di planet Mars untuk kali pertama mereka.

Tuduhan tentang adanya kehidupan di planet Mars dimulai dengan ditemukannya sebuah batu yang dinamakan Air Terjun Cheyava oleh tim ilmuwan dari pesawat luar angkasa Perseverance milik NASA pada tanggal 21 Juli 2024.

Hasil pemeriksaan mengungkapkan bahwa batu itu mempunyai ciri-ciri kimia serta struktur yang bisa jadi berasal dari aktivitas biologis milyaran tahun silam pada planet Mars.

Bukti kehidupan Planet Mars

NASA mengidentifikasi batu bernama Air Terjun Cheyava dengan ukuran 1 kali 0,6 meter di bagian utara lembah sungai kuno Neretva Vallis yang memiliki lebar 400 meter. Batu ini terbentuk akibat arus air dan ditemukan dekat Kawah Jezero.

Dikutip dari Space.com , Sabtu (15/3/2025), permukaan batu tersebut terdapat bercak-bercak berwarna hitam, biru, atau hijau yang disebut "biji poppy" oleh para ilmuwan.

Selain noda-noda itu, ada puluhan titik kecil berdiameter millimeter dengan pinggiran hitam yang disebut sebagai "titik belang harimau".

Tim penelitian menemukan bahwa batu-batu yang mempunyai pola tertentu terdiri dari bahan besi dan fosfat dengan kadar oksidasi serta corak merah jenuh yang tak sama.

Penemuan tersebut mengindikasikan adanya kegiatan bahan organik dalam batu itu yang bisa jadi telah membuat batuan semula memiliki warna lain menjadi putih.

"Di planet Earth, fenomena semacam itu biasanya berhubungan dengan pernapasan material organik yang dipengaruhi oleh mikroorganisme," jelas Joel Hurowitz, sang deputy chief researcher.

Polanya dan susunan kimianya dalam batu tersebut memperlihatkan bahwa air serta zat-zat organik turut membentuk konstruksinya. Hal ini bisa jadi indikasi adanya kehidupan biologi yang terjadi miliaran tahun silam di planet Mars.

Keadaan dari batu tersebut pun kerap dikaitkan dengan adanya jejak fosil mikroorganisme yang berkembang biak di bawah lapisan tanah.

Para peneliti awalnya mencurigai bahwa temuan aneh tersebut disebabkan oleh aktivitas non-biologis semacam letusan Gunung Berapi. Akan tetapi, tidak ada bukti eksposur suhu yang sangat tinggi di lokasi tersebut.

Air terjun Batu Air Cheyava dipercaya mengalami transformasi saat suhu menurun. Ini memperkuat hipotesis bahwa fenomena geologi yang berkaitan dengan proses biologis berbasis air telah menciptakan struktur batuan ini.

Penelitian juga menunjukkan batu Air Terjun Cheyava memiliki urat-urat kalsium sulfat. Keberadan senyawa itu membuktikan air ternyata pernah mengalir melalui batuan tersebut.

Air diduga mengalir di Mars

Dikutip dari Business Today , Kamis (17/3/2025), terdapat pula dugaan bahwa air pada Planet Mars menembus dan meresap ke dalam batuan, seperti halnya Air Terjun Cheyava, yang berakibat munculnya pola-pola tertentu yang kini dapat kita amati.

Analisis yang sedang dilakukan juga memperlihatkan bahwa batu itu belum pernah mendapat paparan panas atau proses berkaitan dengan panas yang bisa membuatnya merekristalisasi.

Ilmuwan mencurigai bahwa Sungai Neretva Vallis di Planet Mars adalah lokasi temuan batu tersebut, yang diyakini telah terbentuk ribuan tahun silam karena adanya aliran sungai kuat menuju Kaldera Jezero.

Tembusan itu muncul berdasarkan penemuan endapan lumpur yang memiliki senyawa organik terkumpul di dasar lembah dan akhirnya keras seperti batu pada Air Terjun Cheyava.

Kehadiran air sebagian dari komponen penting untuk mendukung kehidupan menjadikan Mars bisa jadi pernah mempunyai lingkungan yang sempurna bagi kelangsungan hidup triliunan tahun silam.

Walaupun telah mengungkapkan bukti tersebut, para ilmuwan tetap bersikap hati-hati sebelum menyatakan adanya kehidupan pada planet Mars. Pasalnya, sampel batu tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium di Bumi.

NASA berencana mengambil contoh batuan dari Air Terjun Cheyava sebagai bagian dari misi "Pengembalian Sampel Mars" yang biayanya sangat besar dan direncanakan akan diluncurkan pada akhir tahun 2030.

Apabila motif batang air terjun Cheyava yang berupa butiran bunga poppy serta titik-titik seperti bulu macan tersebut ternyata terbentuk karena adanya aktivitas mikroorganisme, maka hal itu dapat dianggap sebagai salah satu temuan sains paling signifikan dalam sejarah.

Itu pun akan menunjukkan bahwa kehidupan bukanlah hanya terdapat di Bumi saja, dan akan merombak pengertian manusia mengenai cara timbulnya kehidupan di seantero jagat raya.

"Pengungkapan adanya kehidupan di luar Bumi akan memiliki dampak besar dan merombak cara kita memandang semuanya, jadi penting untuk melakukan ini dengan hati-hati," ungkap Amy Williams, seorang ahli astronomi dari Universitas Florida yang berpartisipasi dalam riset itu.

Jangan lupa tinggalkan pesan yach .....

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post