
CDRNEWS - Berikut adalah urutan peristiwa kematian Mat Solar saat bulan Ramadhan. Pemeran terkenal tersebut sebenarnya sudah mengidap penyakit sejak tahun 2018 setelah menonton pertandingan Piala Dunia.
Pemeran senior Mat Solar, dengan nama lengkap Nasrullah, meninggal dunia pada hari Senin tanggal 17 Maret 2025 sesudah perlawanan panjang dari penyakit stroke. Jasadnya direncanakan dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum Haji Daiman, Cimanggis, Ciputat, pada Hari Selasa tgl 18 Maret 2025 kurang lebih pukul 09.00 WIB hingga 10.00 WIB seperti dinyatakan oleh sahabat beliau, Rieke Diah Pitaloka.

Menurut laporan Kompas.com, berita tersebut pertama kali disampaikan oleh Rieke lewat postingan di akun Instagram miliknya.
"Ini kabar sedih. Ayah Nasrullah atau yang juga dikenal sebagai Mat Solar atau Bajuri telah kembali kepada Tuhan," demikian tertulis dalam pesan tersebut.
Informasi serupa pun dikirimkan oleh anak laki-laki Mat Solar, Haidar, yang memposting gambar sang bapak sedang berbaring di ruangan rumah sakit sambil menutup mukanya.
Riwayat Penyakit Stroke
Mat Solar dikenali telah menderita serangan strok sejak tahun 2017. Keadaannya yang terus memburuk menyebabkan dia merasakan kesukaran dalam bernafsu bicara serta menghadapi masalah pada penglihatannya, walaupun ketajaman pendengarannya tetap baik.
Anaknya, Haidar Rasyad—which often called as Popon—pernah mengatakan bahwa walaupun memiliki kesulitan dalam berbicara, sang bapak masih mencoba untuk terus berkomunikasi dengan cara mengucapkan beberapa huruf saja. Sejak lama sekali, Mat Solar telah menjalani perawatan fisioterapi serta cek kesehatannya secara berkala guna mengatasi kondisinya tersebut.
Tahun 2018, walaupun sedang dalam keadaan lemah dan harus memakai kursi rodanya, dia masih menghadiri pernikahan anak laki-lakinya yang pertama, yaitu Idham Aulia. Ini membuktikan bahwa tekadnya tetap teguh meski kondisinya medis terus merosot.
Kronologi Mat Solar Sakit
Seperti diberitakan CDRNEWS Sebelumnya, Ida Nurlaila, sang istri Mat Solar, menceritakan tentang petualangan medis yang dihadapi oleh suaminya. Ia menyampaikan bahwa pada tahun 2015, Mat Solar pernah mendapati dirinya terkena serangan ringan.
Namun, menurutnya, kondisi tersebut masih tergolong wajar dan tidak terlalu mengkhawatirkan.
"Tahun 2015 adalah pertamakalinya. Saat itu dia hanya mengalami stroke ringan dan belum terlalu serius," jelas Ida.
Setelah sembuh dari serangan strok ringan pada Juli 2018, dia kemudian terkena serangan strok yang lebih berat. Ternyata, hal ini terjadi tak lama setelah dirinya menonton Pertandingan Piala Dunia 2018 di kediamannya sendiri.
Ketika itu, Mat Solar bersiap untuk istirahat malam. Sama seperti biasanya, Ida menolongnya ke arah ranjang.
Akan tetapi, secara mendadak, Mat Solar kehilangan kemampuan untuk berdiri dan berjalan.
"Yang terakhir kali itu sejak pertengahan Juli. Saya sedang menonton TV untuk menyaksikan Pertandingan Piala Dunia sepak bola. Kemudian pada malam hari saat akan tidur, seperti biasa saya membantunya. Ketika berdiri tiba-tiba dia tidak dapat berjalan. Dia langsung terserang stroke," jelas Ida.
Menyaksikan penurunan kesehatan sang suami, Ida dengan cepat mengantarkannya ke rumah sakit. Untungnya, saat ini situasi Mat Solar mulai membaik secara bertahap.
Pemeran karakter Bajuri tersebut telah dapat melangkah kembali, walaupun tetap membutuhkan tongkat dan diawasi oleh keluarganya.
"Alhamdulillah sudah dapat berjalan namun tetap menggunakan tongkat dan masih di dampingi oleh keluarga," ungkap Ida.
Kariera di Industri Hiburannya
Mat Solar memulai kariernya di industri hiburan pada tahun 1978. Dia terkenal sebagai komedian asli Betawi yang bertalenta dan telah tampil dalam beberapa film Warkop DKI, antara lain Perawan Rimba, Dongkrak Antik, serta Dilihat Boleh, Dipegang Jangan.
Akan tetapi, perannya sebagai Bajuri dalam sinetron Bajaj Bajuri (2002-2007) yang menjadikan namanya semakin populer dan mengukir tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Kehilangan Mat Solar menimbulkan kesedihan besar bagi keluarganya, teman dekatnya, serta para pendukung setia beliau.
Pertarungannya terhadap strok selama bertahun-tahun merupakan bukti keuletan sang seniman yang sudah memukau penonton di Indonesia berpuluh-puluh tahun lamanya.
(*)