Uang dan Pikiran: Membentuk Kembali Cara Berpikir tentang Keuangan

Uang merupakan elemen integral dalam hidup kita. Siapa yang tidak berharap untuk memiliki kondisi keuangan yang lebih baik, lepas dari hutang serta meraih kemerdekaan finansial? Akan tetapi, bagaimana sudut pandang dan pengaturan kita terhadap uang umumnya menjadi penanda seberapa jauh kita dapat mencapai kesetabilan dan keleluasaan secara finansial.

Ini dikenal sebagai pola pikir uang.

Atau bagaimana pemahaman kita terhadap uang. Apakah kita cenderung merasa selalu takut akan kekurangan uang, atau malah yakin bahwa uang dapat dihasilkan melalui pendekatan kreatif? Mari kita uraikan lebih lanjut tentang paradigma finansial ini. Cara untuk memodifikasi pandangan kita tentang uang serta penerapan praktisnya dalam rutinitas harian.

Apa Itu Money Mindset?

Mindset mengenai uang merupakan sudut pandang dan kepercayaan individu terhadap haluan finansial yang berdampak pada pilihan ekonomi mereka. Pandangan tersebut dapat mencerminkan sikap baik maupun buruk, biasanya dipahami melalui peristiwa di masa lalu, pembelajaran formal, situasi sekitar, serta norma-norma yang diyakini benar.

Orang dengan mindsets tentang uang yang positif akan melihatnya sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan hidup mereka, tidak seperti beban penyebab stres. Sebagai contoh, kita dapat menilik Pendekatan Pola Pikiran Kepenuhan atau dalam bahasa Inggris disebut Abundance Mindset; yakni sebuah keyakinan di mana individu meyakini bahwa kesempatan selalu tersedia serta berpendapat bahwa uang bisa dicapai dan ditata secara efektif lewat kerja keras, taktik cerdas, dan perilaku sehat lainnya. Orang-orang dengan pendekatan pemikiran semacam itu cenderung bersikap lebih optimistis ketika harus menjelajahi tantangan baru dan percaya sepenuh hati pada potensi pribadi mereka guna mendapatkan penghasilan. Sementara itu, Pandangan Pemikiran Investor alias Investor Mindset justru merujuk kepada orientasi peningkatan kekayaan melalui aktivitas investasi. Dengan demikian, prioritas utama orang bertipe tersebut biasanya merupakan properti-properi yang sanggup memberikan passive income bagi si empunya.

Di sisi lain, mindsets tentang uang yang negatif dapat menyebabkan seseorang berpikir bahwa uang itu langka, susah dicapai, kurang mencukupi, serta hanya bisa diraih melalui metode tertentu saja. Sebagai contoh, ada Scarcity Mindset (Mindset Kekurangan), di mana orang percaya bahwa uang sangat terbatas dan sulit untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Seseorang dengan pemikiran seperti ini biasanya akan ragu-ragu dalam menerima kesempatan baru atau tantangan, selalu was-was soal kondisi ekonominya nanti. Sedangkan Consumer Mindset (Mindset Pengguna/Konsumen) adalah sikap yang condong kepada pembelanjaan demi kenikmatan sesaat sehingga menjadi boros akibat dari tindakan belanja tanpa perencanaan dan minim pertimbangan atas simpanan maupun investasi jangka panjang.

Mindset Uang Menurut Morgan Housel

Di dalam buku The Psychology of Money, Morgan Housel mendiscusikan cara di mana emosi serta tindakan manusia memiliki dampak pada manajemen keuangan mereka. Ia mencatat sebanyak 19 cerita singkat yang didasari oleh kenyataan untuk melukiskan perspektif individual orang terhadap uang.

Satu kisah yang terdengar adalah tentang Ronald James Read, seorang pembersih stasiun pengisian bahan bakar dan juga penyantun di Amerika Serikat. Hidup dengan gaya minimalis serta rajin menyimpan uang telah membawa Ronald hingga berhasil mengumpulkan jumlah fantastis mencapai delapan juta dolar saat ia meninggal dunia. Sebagian besar warisan tersebut kemudian dialokasikan untuk mendukung sebuah rumah sakit setempat dan juga memperluas fasilitas perpustakaan.

Cerita kedua mengenai Richard Fuscoe, seorang alumni Harvard yang juga pegawai tinggi dari firma pengelola dana investasi terkemuka, Merrill Lynch. Selama hayatnya, ia telah menumpuk banyak utang dan hidup dengan gaya mewah yang berlebihan. Suatu hari, nasib sial menjalar padanya saat krisis finansial melanda pada tahun 2008. Peristiwa tersebut membuat Richard harus mengakuinya sebagai pailit.

Kesenjangan dalam keadaan keduanya tidak dipengaruhi oleh kemampuan intelektual masing-masing, tetapi lebih pada cara mereka memperlakukan urusan finansial. Ronald menjalani gaya hidup hemat dan bijaksana dalam mengelola uang, sementara Richard cenderung boros.

Berikutnya ada cerita tentang Bernie Madoff, tersangka dari skandal Ponzi paling besar dalam catatan sejarah. Aktivitas penipuannya bertahan selama 17 tahun dan menyeret banyak investor yang turut mengalami kerugian hingga triliunan rupiah. Kasus ini menjadi ilustrasi bagaimana orang bisa tak pernah puas serta lupa akan batasan. Keinginan tanpa kontrol membuat Bernie jatuh ke jurang runtuhnya karirnya akibat keserakahan dan ketidakmampuan untuk membatasi ambisi.

Menurut Housel, kesuksesan finansial bukan semata-mata ditentukan oleh sejauh mana kemahiran seseorang dalam memainkan angka-angka. Lebih dari itu, hal tersebut sangat tergantung pada cara pandang mereka dalam mengontrol perasaan agar dapat membuat pilihan yang masuk akal dan sesuai dengan prinsip-prinsip serta ambisi hidupnya, kedisiplinan diri, ketekunan, dan mampu menjaga jarak dari godaan serakah. Karena alasan ini, tak ada rumus baku yang bisa diteraplikasikan secara universal bagi setiap individu saat merencanakan manajemen keuangannya.

Bagaimana Mengimplementasikan Sikap Uang yang Positif

Dengan memiliki pola pikir uang yang optimis, kita bisa mencapai keseimbangan finansial serta mempersiapkan masa depan secara lebih efektif. Di bawah ini terdapat beberapa tahapan dalam mewujudkan perubahan tersebut pada pandangan Anda tentang uang.

1. Pahami Kepercayaan Kami Tentang Uang

Dimulai dengan mengetahui pola pikir tentang uang yang ada dalam benak kita sekarang. Apakah kita condong untuk khawatir kekurangan uang atau yakin dapat menciptakan lebih banyak pendapatan? Tanyakan kepada dirimu sendiri, apakah pandanganmu ini mendorong atau justru membatasi perkembangan ekonomi kamu?

Rubah ungkapan atau pemikiran negatif seperti "Uang itu susah diperoleh" menjadi "Saya dapat menciptakan pendapatan dengan metode yang inovatif." Berpusatlah pada penyelesaian masalah daripada memfokuskan diri pada masalah tersebut. Sebagai contoh, ubah kalimat "Saya kurang memiliki uang" menjadi "Apa langkah-langkah yang bisa saya ambil untuk menambah pemasukan saya?"

Sebaiknya kita mengubah pandangan tentang uang dari hal yang menakuti atau susah didapat menjadi sebuah instrumen yang bisa membawa kemakmuran dan kemerdekaan ekonomi.

2. Jangan Tergoda oleh Peningkatan Gaya Hidup

Inilah kondisi dimana belanja naik bersamaan dengan kenaikan pendapatan. Apabila seseorang menerima tambahan dana, kecendrungan mereka ialah menghabiskannya lebih banyak pada produk atau jasa yang tadinya di luar jangkauan finansial atau kurang penting bagi mereka. Peristiwa semacam itu biasanya berlangsung secara bertahap tanpa disadarinya.

Contohnya jika pendapatan kita bertambah, cara hidup pun menjadi lebih tinggi. Dahulu makan di warung tidak bermasalah, namun kini ingin mencoba restoran bergengsi. Begitu pula dengan mode, saat ini gayanya harus menggunakan merk terkenal saja.

Walaupun memperbaiki standar hidup bisa memberikan kebahagiaan, peningkatan ini dapat mencegah kapabilitas kita menyimpan dana, melaksanakan investasi, atau meraih sasaran finansial di masa depan. Penting bagi kita untuk menjalani kehidupan dengan kesadaran dan pemahaman tentang penggunaan uang. Meski boleh-boleh saja menikmati usaha keras Anda tetapi hindari terjerumus pada perubahan gaya hidup semata-mata demi meningkatnya status sosial.

3. Jangan Menghabiskan Lebih dari Kemampuan Keuangan Anda

Pendapatan sebaiknya melebihi biaya operasional. Hindari kebalikan dari hal tersebut. Bila Anda berniat untuk membeli suatu barang namun dana masih kurang, coba sisihkan waktu hingga jumlah tabungan mencukupi. Usahakanlah agar tidak terlilit hutang. Terutama jenis pinjaman dengan tujuan konsumsi semata seperti pakaian merk tinggi, perangkat elektronik modern, tas mewah, ataupun jam tangan berkualitas premium.

Jangan menjadikan menunjukkan identitas kita melalui benda-benda yang dimiliki sebagai suatu kebiasaan, sebab hal itu bisa menjadi beban tersendiri saat mencoba bertahan di luar kapabilitas. Berilah pertimbangan matang ketika membelanjakan uang dengan bijaksana dan disesuaikan dengan kebutuhan serta daya beli Anda. Sebaiknya tampil rendah hati tetapi memiliki simpanan dana dan aset daripada tampak bergaya namun menghadapi banyak hutang.

4. Tak Pernah Ada yang Namanya Telat

Apapun umur kita sekarang, entah itu di kisaran 20 tahunan atau justru 50 tahunan, tidak ada kata terlambat untuk meningkatkan kualitas hidup serta situasi finansial kita. Jangan sekali-kali memiliki pola pikir keliru seperti menunda-nunda mulai berinvestasi karena merasa sudah telat ataupun enggan mempelajari aspek-aspek pengelolaan uang seperti menyusun anggaran, membayar utang, hingga melakukan investasi.

Banyak aspek mengenai finansial yang dapat kita dalami guna meningkatkan kualitas hidup kami sekarang. Tak pernah ada istilah telat bagi seseorang yang ingin mulai membenahi situasi keuangannya.

5. Terdapat Selalu Pilihan dalam Kehidupan

Selalu ada pilihan dalam cara kita mengarungi kehidupan ini. Kitalah yang menentukan apakah ingin memiliki simpanan tambahan atau justru terbebani dengan hutang lebih banyak. Pilihannya adalah antara gaya hidup minimalis atau glamor, dan juga memutuskan untuk tidak melebihi batas kemampuan finansial atau malah hidup seiringi kapabilitas diri sendiri.

Jika Anda menginginkan tambahan simpanan, hentikan pembelian barang-barang tak penting. Untuk menyelesaikan hutang, coba temui solusi baru yang belum pernah dipertimbangkan sebelumnya agar dapat meningkatkan pendapatan serta menjadi lebih hemat pada beberapa aspek belanja.

6. Rindukanlah apa yang sudah kamu miliki saat ini dengan bersyukur.

Mengejar hasrat tidak akan pernah usai. Selalu muncul harapan-harapan baru. Tentu saja pasti ada sesuatu yang terbaru dan lebih hebat lagi. Namun, alih-alih mencari desakan-desakan tanpa akhir itu, kita harus mulai mengamati apa yang ada di sekeliling kita. Segala sesuatu yang kita miliki hari ini dulu hanyalah impian namun kini telah menjadi kepemilikan kita sendiri. Oleh karena itu, mari bersyukur atas segala pemberian yang sudah didapatkan. cukupilah hati kita dengan semua anugerah yang telah tersedia.

****

Mindset tentang uang merupakan dasar dalam menjaga kesejahteraan keuangan Anda. Ketika Anda merombak cara berpikir terkait hal ini, bukan saja dapat memperbaiki pengaturan keuangan pribadi, namun juga mampu mendobrak batasan menuju kesetaraan ekonomi. Dimulailah dengan tindakan sederhana misalnya menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan atau pun turut serta dalam pengetahuan mengenai investasi.

Perlu diingat bahwa transformasi tidak terwujud secara instan. Setiap tindakan positif mendekatkannya pada sasaran keuangannya. Oleh karena itu, dari saat ini, rubah persepsi tentang uang serta mulailah mengadopsi praktik manajemen keuangan yang lebih unggul.

Jangan lupa tinggalkan pesan yach .....

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم