People pleaser Istilah tersebut merujuk pada seseorang yang sangat berfokus pada kebahagiaan orang lain hingga cenderung melalaikan keperluan atau emosi diri mereka sendiri. Kemungkinan besar, perilaku ini mula-mula tampak positif lantaran mencerminkan rasa peduli kepada pihak lain.
Akan tetapi, jika seorang anak memiliki sifat people pleaser dan tidak diatur, hal tersebut dapat membawa beban yang berarti dan menyebabkannya merasa letih baik secara jasmani maupun rohani.
Kali ini Candraokey News akan memberikan informasi tentang cara mendidik anak supaya berperilaku baik tanpa perlu selalu menyenangkan orang lain. Perhatikan detailnya di bawah ini.
1. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan seorang anak tumbuh menjadi orang yang selalu ingin memuaskan hati orang lain?
Seorang anak dapat menjadi people pleaser Karena sejumlah alasan terkait metode pendidikan anak, kenangan dini, serta iklim sosialnya. Beberapa elemen ini bisa saja mempengaruhi kondisi tersebut:
Taktik Pengasuhan yang Saling Berkebalikan: Sangat Kontrolis dengan Sedikit Apresiasi
Anak-anak yang diasuh oleh orangtua dengan kontrol berlebihan atau ekspektasi sangat tinggi cenderung merasa perlu selalu mencapai target tersebut supaya bisa mendapatkan kasih sayang dan penerimaan. Mereka biasanya belajar untuk berganti perilaku guna mencegah perselisihan ataupun sanksi.
Di samping itu, anak yang kurang mendapat penghargaan atas upayanya bisa jadi berpikir bahwa dia baru dikabulkan bila berhasil membahagiakan orang lain. Kondisi seperti ini boleh jadi menumbuhkan sikap selalu ingin memuaskan orang lain demi mendapat pengakuan dari sekitar mereka.
Trauma Masa Kecil
Pengalaman-pengalaman buruk, misalnya ditolak, disepelekan, atau menghadapi perselisihan dalam keluarga, bisa bikin anak jadi khawatir bakalan hilang kontak sama orang lain. Akibatnya, mereka berusaha keras buat mempertahankan relasi tersebut lewat pendekatan melayani dan menyenangkan hati orang lain. Gelar-gelar kayak "anak manja" atau "anak patuh" kadang ngebuat si anak merasa harus selalu nurut pada kemauan orang lain, walaupun hal itu nggak sesuai dengan perasaan atau harapan dirinya sendiri.
Lingkungan yang Bersaing atau Berbahaya
Di dalam suatu lingkungan dimana anak mengalami ketidakamanan atau sering kali dibanding-bandingkan dengan pihak lain, mereka bisa jadi akan bekerja ekstra guna memperoleh pengesahan melalui pendekatan menuruti keinginan orang disekelilingnya.
Kekurangan Dukungan Saat Mengungkapkan Perasaan
Apabila anak-anak tidak diajak belajar atau diberi kesempatan untuk menyuarakan perasaan serta pikiran mereka, bisa jadi di kemudian hari mereka akan berkembang dengan kecenderungan mengabaikan keperluan dirinya sendiri hanya agar tetap terjalin iklim harmonis dalam berinteraksi.
Mengikuti Jejak Orang Tua atau Panutannya
Apabila si anak mengamati bahwa orang tu ataupun individu berusia matang di lingkungannya pun menunjukkan cendrung tersebut, people pleasing Mereka bisa mencontoh tingkah laku itu sebab memandanginya sebagai metode yang tepat untuk berinteraksi dengan manusia lain.
2. Efek yang bisa dihasilkan
Mengidolakan orang lain sejak dini bisa mempengaruhi hidup di masa depan dengan tantangan seperti sulit membentuk garis batas pribadi, merendahkan nilai diri sendiri, serta lelah secara mental. Karena itu, sangat krusial bagi para orangtua dan masyarakat luas untuk membantu anak-anak belajar mengidentifikasi dan menyampaikan keperluan mereka sendiri tanpa perasaan bersalah. Di samping itu, cenderung selalu ingin disuka oleh semua orang juga bisa menciptakan masalah-masalah semacam ini:
Merasa Kehilangan Jati Diri
Menyesuaikan diri secara berlebihan pada kemauan orang lain bisa menyebabkan anak kehilangan jati dirinya. Kemungkinan besar, mereka bakal bingung tentang apa yang sebetulnya diharapkannya atau dibutuhkannya lantaran selalu fokus untuk memenuhi ekspektasi pihak lain. Tambahan pula, akibat pemikiran serta pertimbangan mengenai opini dan permintaan dari lingkungan sekitar tersebut, si anak cenderung kerap kali merasakan ketidakpastian atau pun sulit dalam menciptakan suatu keputusan yang betulan cocok dengan hasrat miliknya sendiri.
Stres dan Kelelahan Berlebihan
Mengiyakkan setiap permintaan meskipun tak mampu pun, ternyata berpotensi menciptakan stres, lelah secara emosi, serta fisik. Beban tersebut dengan mudah bertambah dan akhirnya merugikan kesehatan mental Anda.
Mengambil beban yang berlebihan untuk orang lain dapat menimbulkan burnout, suatu situasi di mana individu merasa sangat lelah, kehilangan semangat, dan menjadi kurang efisien dalam melakukan tugas-tugasnya.
Rendahnya Harga Diri
Seseorang dengan karakteristik sebgai people pleaser biasanya menggali penerimaan dan pengakuan dari orang lain agar merasa bernilai. Tanpa mendapat apresiasi tersebut, mereka bisa jadi akan merasa kurang sukses atau tak layak sepenuhnya, sehingga menurunkan kepercayaan dirinya lebih lanjut.
Masalah dalam menyampaikan kata "tidak" bisa menjadikan anak menjadi target bagi pemanfaatan orang lain. Mereka berpotensi terperangkap dalam ikatan yang kurang baik akibat kekhawatiran akan mengecewakan orang lain.
Terabaikannya Kebutuhan Pribadi
Karena terlalu sibuk memenuhi keperluan orang lain, people pleaser Seringkali meremehkan keperluan diri sendiri, misalnya istirahat yang cukup, kondisi sehat, ataupun kesenangan. Hal ini dapat memiliki efek negatif terhadap mutu hidup mereka.
Saat bahagia seseorang bergantung pada pengakuan atau pujian dari pihak lain, si anak pun menjadi semakin rawan akan rasa kecewa serta khawatir apabila ekspektasinya tak tercapai. Melupakan perasaan diri untuk membahagiakan orang di sekitar bisa mengumpulkan berbagai emosi negatif, misalnya amarah, kesedihan, atau ketidakpuasan, yang kalau dibiarkan mungkin menimbulkan pelepasan emosi besar atau gangguan kesejahteraan psikis.
3. Bagaimana cara membentuk anak agar selalu berperilaku dengan baik serta peka terhadap sekitarnya tanpa harus menjadi orang yang selalu ingin disuka oleh semua orang?
Sebagai orang tua, pasti ada tanggung jawab untuk mengajar anak-anak supaya mereka bisa berkembang dengan karakter positif dan peka terhadap lingkungan sekitar. Akan tetapi, perlu diingat jangan sampai kita malah menyebabkan timbulnya sifat ingin selalu disenangi semua orang pada si kecil itu sendiri. Berikut ini beberapa metode yang bisa digunakan untuk menjauhkan hal demikian:
1. Ajarkan tentang batasan.
2. Dorong rasa percaya diri.
3. Contohkan sikap independen.
4. Perkuat nilai-nilai internal.
5. Libatkan dalam aktivitas bermanfaat.
Ajarkan Anak Mengenali Perasaannya
Dimulai dengan mendukung anak dalam mengenali serta menyampaikan perasaan mereka. Sebagai contoh, jika Anda melihat anak Anda tengah membantu seorang teman daripada hanya bilang “Kamu anak baik/kamu cerdas?” lebih bagus lagi kalau ibu katakan: “Aku tadi lihat lo ngebantuin dia ya? Jadi gimana sih rasanya lo ngelakuin itu?”
Apabila anak sudah biasa memahami emosi diri sendiri, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk mengidentifikasi apa yang diinginkan atau tidak diingkan, dan hal ini mencegahnya dari jatuh pada pola perilaku yang selalu berusaha membuat orang lain senang hanya lantaran ketakutan atau keraguan.
Respect Pendapat dan Pilihan Anak
Masukkan anak dalam proses pengambilan keputusan yang sederhana, misalnya menentukan pakaian apa yang akan dipakai, jenis makanan mana yang disukai, atau aktivitas apa yang ingin dilakukan. Bila terdapat perbedaan pandangan, luangkan waktu mendengarkan sudut pandang mereka serta apresiasi pilihan tersebut. Hal ini dapat membuat anak merasa bahwa perkataannya dihargai dan secara bertahap bisa meningkatkan rasa percaya dirinya saat menyuarakan kebutuhannya.
Misalnya saat anak kecil itu enggan membagikan mainannya kepada teman-temannya. Sebaiknya bukankah mendorong dia untuk memberikan mainannya, ibu bisa berkata, "Tidak apa-apa jika belum ingin berbagi sekarang, tapi kalau sudah bosan dengannya, coba pinjamkan saja ke temannya."
Pacu Anak agar Berkata "Tidak" Secara Santun
Ajari bahwa menyampaikan "tidak" merupakan sesuatu yang normal dan baik bagi kesehatan. Latihan dapat dilakukan lewat simulasi, contohnya: "Apabila sahabatmu minta meminjam barang kesayangan mu namun engkau tak mau melepaskannya, bagaimana responsmu?" Sediakan pilihan frasa sederhana untuk mereka gunakan layaknya, "Mohon maaf, saya saat ini tidak sanggup," atau "Saya kurang tertarik pada aktivitas tersebut."
Panduakanlah Perbedaan Antara Keberanian Melakukan Kebajikan dengan Terlalu Menjalanakannya Sebagai Tanggung Jawab
Beritahu anak-anak bahwa untuk bersikap baik tidak selamanya harus memenuhi setiap permintaan orang lain. Misalnya, dengan menjelaskan perbedaannya antara membantu seorang teman untuk mengangkat beban yang berat dengan mengerjakan tugas rumah tangga teman tersebut sehingga merusak waktunya sendiri untuk belajar. Ini akan membantu anak-anak menyadari pentingnya memiliki garis batas saat ingin bersikap baik terhadap orang lain.
Membangunkan Kepercaya Diri Anak
Anak-anak yang memiliki kepercayaan diri biasanya tidak memerlukan pengesahan dari pihak luar untuk membuktikannya. Puji dengan tulus saat mereka mengeluarkan upaya, tak sekadar fokus pada hasil akhirnya saja. Sebagai contoh: “Bapak senang melihat betapa tekun dan gigih kau mengerjakan pekerjaan rumahmu itu.” Jika seorang anak mendapat apresiasi di lingkungan keluarga, ia pun akan kurang bergantung kepada persetujuan orang-orang di sekitarnya.
Buatlah Suasana yang Aman agar Mereka Dapat Berbagi dan Mengungkapkan Pikiran
Pastikan agar anak merasa aman untuk berbagi segala hal tanpa rasa khawatir akan dievaluasi secara tidak adil. Apabila mereka menyadari bahwa tempat mereka mengekspresikan emosi dan keperluan ada di dalam rumah, maka mereka cenderung menjadi lebih yakin saat melakukan hal serupa diluar lingkup keluarga.
Itulah informasi tentang cara mendidik anak supaya berperilaku baik tanpa harus selalu memuaskan orang lain. Mengikuti kemauan orang lain sebagai kebiasaan sejak dini bisa mempengaruhi hidup seseorang saat dewasa, misalnya sulit membentuk batas yang jelas, merendahkan nilai diri sendiri, serta lelah secara emosi. Karena alasan tersebut, sangat penting bagi ibu untuk mendorong anak agar menyadari dan melambangkan keperluannya tanpa pernah merasa bersalah.
- Cara Menghibur Anak Sesudah Melihat Ayah Melakukan Kekerasan Terhadap Ibu
- 5 Metode untuk Mengembangkan Kecerdasan Sosial pada Anak Sejak Usia Dini
- Papa Bijaksana, Begini Cara Mengajarkan Anak Agar Bersama-sama Menjaga Keluarga