
Banyak wanita karier ataupun ibu yang memilih untuk tetap bekerja. Iya moms, beberapa alasannya antara lain ialah untuk mendukung pendapatan keluarga. Melalui ini, segala macam keperluan di dalam rumah tangga dapat dipenuhi secara efisien.
Tidak jarang, sejumlah ibu juga berubah menjadi breadwinner Dalam sebuah keluarga atau sebagai pemenuh kebutuhan utama. Benar, pendapatan seorang ibu mungkin melebihi yang dimiliki sang suami. Sebetulnya hal tersebut tidak menjadi soal, tetapi dalam beberapa kasus keluarga, situasi seperti itu dapat memicu perselisihan di rumah.
Menurut laporan Economic Times, ada kalanya seorang suami bisa merasa kurang percaya diri ketika istrinya memiliki pendapatan yang lebih besar. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan timbulnya perselisihan serta pertengkaran di lingkungan keluarga mereka.
Lantas, bagaimana caranya agar tidak muncul konflik antara pasangan suami istri?
Supaya Perkawinan Berjalan Lancar Meski Pendapatan Suami Kurang Tinggi
1. Hargai Antara Sesama

Di lingkungan sosial yang memiliki pandangan stereotip tentang gender, hendaklah kita menghindari penggunaan istilah-istilah yang dapat menyakitkan hati ayah. Sebagai contoh, jika seorang ayah sering berada di rumah dan membantu dengan urusan domestik, dia mungkin akan merasa terhina apabila disebut kurang bertujuan atau tidak giat dalam pekerjaannya.
Sama halnya dengan seorang istri yang selalu sibuk bekerja, dia mungkin akan merasa cemas ketika disebut kurang perhatian terhadap anak-anaknya. Oleh karena itu, lebih baik menekankan apa saja yang sudah ia sumbangkan untuk keluarga ini, serta bagaimana kedua belah pihak turut memberi kontribusi. Sampaikan juga rasa penghargaanmu atas keputusan yang dibuat oleh pasanganmu tersebut.
2. Jangan Berniat Bersalah
Bisa jadi Anda merasa bersalah karena pendapatan Anda melebihi milik suami, hingga pada akhirnya minta maaf. Tetapi, tak ada alasan untuk merasa bersalah, mengingat Anda sudah bekerja ekstra untuk mendapatkan gaji saat ini serta berusaha keras menanjakkan pangkat di tempat kerja.
3. Berdiskusi

Apabila Anda benar-benar mengalami pertengkaran yang semakin sering muncul setelah pendapatan Anda meningkat dibandingkan suami, sebaiknya atasi permasalahan tersebut secara jujur dan transparan. Komunikasi menjadi hal utama dalam menyelesaikan masalah ini, Moms.
Usaha untuk memahami hal-hal yang mengganggu pikiran dan emosi suami. Setelah itu, temukan penyelesaiannya secara bersama-sama. Penting diingat, walaupun pendapatan Anda melebihi miliknya, jangan sampai membuat Anda merasa lebih unggul dan pastikan masih memberikan penghargaan kepada pasangan.
4. Hindari Menumpahkan Masalah kepada Suami
Ketika Anda menghadapi hari-hari yang padat sehingga terasa begitu stres, bisa jadi hal itu membuat Anda ingin melepaskan beban pada suami. Tanpa disadari, sikap tersebut dapat menjurus kepada perlakuan rendahan terhadap dirinya. Namun berdasarkan penjelasan dari Psikolog Daphne de Marneffe, Ph.D., dalam artikelnya di Parents, rasa empati menjadi elemen penting untuk meredaikan tensi seputar tugas-tugas rumah tangga.
Maka bila kamu merasakan tekanan, cobalah mengambil sedikit waktu untuk menemukan kedamaian hati. Setelah itu, hendaklah kamu bersyukur atas pencapaianmu dan berkontribusi dalam memenuhi keperluan keluargamu bersama sang suami.
5. Cari Bantuan Ahli

Apabila situasi antara Anda dan suami semakin panas dan tak kunjung reda, lebih baik cari pertolongan dari konsultan perkawinan atau psikolog dengan cepat. Ini penting dilakukan agar masalah finansial dalam pernikahanmu nggak berujung pada perceraian. Meskipun menurut kamu hubungan masih terlihat harmonis, namun adanya tensi disebabkan oleh perselisihan soal uang itu sendiri bisa jadi alasan yang cukup buat mengajukan bantuan konselor perkawinan, Moms.