MANAJEMEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

 Tujuan
Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelola dalam suatu system manajemen yang bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan disekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya yang ada.
Untuk mencapai tujuan tersebut secara berturut – turut dibahas dalam makalah ini : Pengertian manajemen bimbingan dan konseling, aspek – aspek dalam manajemen yang meliputi prencanaan program, pelaksanaan dan pengarahan serta evaluasi.

A. Pengertian Manajemen bimbingan dan konseling
                Istilah manajemen berasal dari kata management dalam bahasa inggris. Banyak pakar yang mengartikan istilah manajemen dalam bebagai versi. Namun pada prinsipnya manajemen memuat makna segala upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk bekerja sama dalam mendayagunakan sumber daya dalam sustu system untuk mencapai tujuan.
                Apabila diterpkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka manajemen bimbingan dan konselling adalah segala upaya atau cara yang digunakan kepala sekolah untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya ( tenaga, dana, sarana/ prasarana ) dan system informasi berupa himpunan data bimbingan untukmenyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan.
                Dalam manajemen bimbingan dan konseling mencakup beberapa aspek, yakni : Perencanaan, Penorganisasian program, Pelaksanaan dan Pengarahan program, Evaluasi dan Supervisi.
1.            Perencanaan program bimbingan dan konseling
                Bimbingan dan konseling diselenggarakan disekolah sebagai bagian dari keseluruhan usaha sekolah dalam rangka mencpai tujuan pendidikan. Bimbingan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang ketiga dalam system pendidikan disekolah selain pembelajaran (instruksional) dan administrasi sekolah. Sebagai sub system pndidikan disekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak pelaksanaanya tidak pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem.
                Sebagai suatu kegiatan, apabila dilakukan secara sembarang, tak terencana, dapat dipastikan hasilnyatidak akan diketahui secara pasti. Apalagi bila kegiatan itudilakukan oleh sekelompokorang yang melakukan kerjasama, maka bias jadi kegiatan itu tidak lebih dari bekerja bersama. Demikian halnya dengan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, apabila tidak dilakukan secara terencana dan sembarang saja maka tidak akan dapat diketahuiseberapa hasil yang telah dicapaidalam konteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Maka disinilah terlihat arti pentingnya suatu program bagi penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
                Apakah yang dimaksudkan dengan program itu sendiri? Program daiam bahasa sehari-hari sering dipadankan dengan rencana kerja. Devinisi yang mendekati ketepatan, konsep tentang apakah itu program antara lain dikemukakan oleh T. Raka Joni (1981) : “Program adalah seperangkat kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengait untuk mencapai tujuan tertentu.”
                Dari devinisi itu dapat diuraikan bahwa suatu program mengandung unsur-unsur :
a.       Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.
b.      Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedimikian rupa agar tidak terjadi pelampiasan atau akumulasi kegiatan, apalagi berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang – ulang yang pada giliranya berdampak pada penurunan evektivitas dan evisiensi.
c.       Dilakukan secara kait mengkait, yaitu dalam melakukan kegiatan yang sudah dirancang kegiatan itu tidak berdiri sendiri atau lepas – lepas melainkan ada keterkaitan satu dengan yang lainnya. Keterkaitan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan selanjutnya.
d.      Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua aktifitas yang terangkum dalam program selalu terfokus kepada satu titik tuju.
Bertolak dari pengertian diatas, secara sederhana dapat dirumuskan bahwa program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan yang dirancang oleh konselor sekolah.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dalam penyelenggaraannya akan melibatkan seluruh personil sekolah dan dalam berbagai jenis layanannya akan berurusan dengan bidang lain seperti bidang pembelajaran dan administrasi sekolah. Oleh karena itu, agar tidak terjadi tumpang tindih dan benturan antar kegiatan di masing-masing bidang, maka di perlukan program yang sistematis. Adapun program yang sitematis selalu mengcu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1)          Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.
2)     Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.
3)     Tujuan program harus dirumuskan secara  jelas dan eksplisit (operasional) dan menunjang pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling.
4)     Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.
5)     Personil bimbingan dan konseling perlu diidentifikasi dan tugas-tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
6)     Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program.
7)     Dari keperluan-keperluan untuk penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, dua hal yang esensial adalah : data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.
8)     Perlu penerapan ancangan sistem dlam pengembangan program dan pemecahan masalah pengelolaan.
9)     Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus diusahakan sejauh mungkin demi kelancaran penyelengaraan program dan tercapainya tujuan (munandir , 1996).

2.            Pelaksanaan dan Pengarahan program bimbingan dan konseling
                Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan. Program inilah yang akan dijadikan acuann pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Ada dua jenis program yang perlu dirancang dan dikembangkan yaitu :
  1. Program tahunan sebagai program sekolah. Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pda setiap semester, program bulanan, bahkann program mingguan. Oleh karena itu, perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule. Dalam program itu dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurutalokasi waktu. Kegiatan layanana bimbingan san konseling sebagai program sekolah antara lain :
a)      Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang nara sumber dari luar sekolahyang dijadikan sebagaai carrer day.
b)      Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal tahun sebagai bagian dari program sekolah.
c)       Mengadakan tes bakat atau inventori minatuntuk bahan pertimbangan jurusan.
d)      Mengadakan kunjungan ketempat industry yang bermanfaat bagi bimbingan karier.
e)      Membentuk kelompok-kelompok group counseling
f)       Memeberikan keterampilan belajar akademik. Dan sebagainya.
  1. Program kegiatan layanan bagi setiap guru pembimbing sesuai dengan pembagian tugas layanan disekolah. Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupasatuan layanan (satlan) dan satuan kegiatan pendukung setiap kali akan melakukan pelayanan kepda siswa berdasarkan jadwal yang sudah di petakan.
Dalam menyusun program, baik program tahunan maupun program setiap kegiatan layanan bimbingan dan konseling, hendaknya mencakup bidang-bidangyang menjadi garapan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Agar lebih jelas, lihat pada pembahasan tentang pola pelayanan bimbingan dan onseling di sekolah.
Demikian pula, penysunan program pada masing-masing bidang itu hendaknya disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah. Karena, setiap sekolah atau satuan pendidikan tertentu mempunyai kurikulum daan tugas pendidikan yang berbeda. Contoh : SMU akan berbeda dengan SMK dalam hal kurikulum dan misi pendidikannya.
Dalam pelaksanaan program ini agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka diperlukan pengarahanagar terjadi sutu tata kerjayang diwarnai oleh koordinasi dan komunikasi yang efektif diantara staf bimbingan dan konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk memotivasi staf dalam melakukan tugas-tugasnya sehinggamemungkinkan kelancaran dan efektifitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.
  1. Evaluasi pelaksanaanprogram bimbingan dan konseling
Program bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan mencapai tujuan itu maka dibutuhkan upaya untuk mengumpulkan bukti beruoa data yang mengindikasikan keberhasilan itu untuk dianalisis dan ditafsirkan. Upaya ini lazim dinamakan evaluasi.
                Dengan kata lain evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan upaya menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pada khususnya dan program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staf bimbingan dan konseling pada umumnya.
                Dengan demikian evaluasi dan bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen system bimbingan dan konseling yang sangat penting, karena mengacu pada hasil evaluasi itulah dapat diambil kesimpulan apakah kegiatan yang telah direncanakan telah dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan sebagainya
a.       Tujuan dan fungsi pelaksanaan bimbingan dan konseling
Secara umum evaluasi pelaksanaan dan konseling disekolah bertujuan :
1)      Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang memanfaatkan bimbingan dan konseling.
2)      Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan program dalam kurun waktu tertentu.
Secara khusus, evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling bertujuan :
1)      Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program yang telah dicapai.
2)      Memperoleh informasi tentang efektivitas dan efisiensi layanan bimbingan dan konseling yang ada.
3)      Mengetahui jenis layanan yang sudah ataupun belum dilaksanakan dan jenis layanan yang memerlukan perbaikan atau pengembangan.
4)      Mengetahui tingkat partisipasi staf atau personil sekolah dalam menunjang pelaksanaan keberhasilan program.
5)      Mengetahui seberapa besar kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran disekolah.
6)      Memperoleh informasi yang cermat dan memadai untuk kepentingan perencanaan langkah-langkah pengembangan program.
7)       Membantu mengembangkan kurikulum sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.